Bagaimana
peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya
dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi
dan pembelajaran sosial dan emosi?
Coaching merupakan
proses kolaborasi sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi,
berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan
atas performa kerja.
Ki Hajar dewantara
menekankan bahwa tujuan pendidikan itu menuntun tumbuhnya atau hidupnya
kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu,
keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala
kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai
manusia. Proses coaching ini sebagai komunikasi pembejaran antara guru dan
murid, guru dengan guru atau guru dengan kepala sekolah. Dalam hal ini selam
proses coaching kita diberikan runag untuk menemukan kekuatan diri yang ada
untuk dapat menyelesaikan permasalahn yang kita hadapai
Guru sebagai
seorang coach memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kenyamanan
bagi murid melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga bisa
menumbuhkan rasa empati, saling menyayangi, menghormati dan menghargai antara
guru dan murid. Peran guru sebagai coach di sekolah, kaitannya dengan
pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional antara lain:
1.
Keterampilan guru sebagai pendidik
sebagai coaching sehingga dapat menggali dengan maksimal potensi murid dengan
memperhatikan kebutuhannya.
2.
Guru sebagai pamong memberikan tuntunan
dan arahan agar muri lebih terarah dalam proses coaching untuk memberi
kebebasan murid.
3.
Guru dapat membantu murid untuk mencapai
tujuannya dalam pembelajaran.
Melalaui proses coaching ini, guru berupaya untuk
menggali kebutuhan belajr murid sehingga diharapkan guru dapat merancang
pembelajaran yang dapat memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh
muridnya. Selain itu, sosial emosional murid dapat berkembang secara baik. salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan pembelajran berdiferensiasi dengan Pembelejaran sosial emosional. tujuannya agar minat, profil, dan kesiapan murid dapat kita perhatikan untuk emnciptkan pembelajran yang merdeka bagi murid.
Dalam
melaksanakn coching ini saya mendapatkan beberapa ilmu baru yang dapat saya
lakukan nantinya dalam menerapkan coaching sebagai supervise akademik. Yang pertama
adalah bersikap terbuka. Kita harus obejktif dan netral terhadap apa yang
disampaikan oelh coache. Tidak diperbolehkan menjudge apa yang disampaikan oleh
coache. Selanjutnya harus memiliki kesadaran penuh bahwa kita hadir untuk
coache. Kita focus membantu coache menyelesaikan permasalahannya. Topic yang
diangkat tidak boleh melenceng dari apa yang disampaikan oleh coache.
Kompetensi
inti yang harus dimiliki oleh coach adalah kehadiran penuh, mendengarkan secara
aktif, dan pertanyaan yang berbobot. Dari kompetensi itu yang perlu saya
tingkatkan adalah pertanyaan yang berbobot. Hal ini karena saya masih merasa
ragu dalam meberikan pertanyaan pada coache disebabkan masih berpikir apakah
pertanyaan saya ini menjudge atau tidak. Sehingga keraguraguan ini membuat saya
harus meningkatkan kompetensi dalam memberikan pertanyaan yang berbobot.
Bagaimana
keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan
kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?
Keterampilan coaching ini memang diperlukan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk membantu guru dalam menggali dan meningkatkan potensinya serta meberdayakan kemampuannya. Proses coaching yang dilakukan melalui supervise akademik ini bermaksud untuk menerapkan pembelajran yang berpihak kepada murid, sehingga dengan coaching ini dapat menjadi proses perbaikan diri dan evaluasi bagi guru. Karena untuk mengembangkan potensi, guru juga perlu melakukan refleksi untuk perbaikan dalam pembelajaran untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatannya.
Komentar
Posting Komentar