ANALISIS DALAM LAGU
“IBU” KARYA IWAN FALS
(Oleh
: Mr 23)
Musik
merupakan sarana budaya yang hadir dalam masyarakat sebagai konstruksi dari
realitas sosial yang dituangkan dalam bentuk lirik lagu. Pada awalnya kebutuhan lagu digunakan untuk kepentingan
upacara adat dan upacara ritual. Tetapi, seiring perkembangan masyarakat musik
telah tertransformasi bergeser menjadi sebuah komoditi yang dikomersialisasikan
dan menjadi barang ekonomi yang diperjualbelikan.
Perkembangan musik dewasa ini lebih menyesuaikan dengan selera pasar,
sehingga industri musik lebih banyak melahirkan lagu-lagu yang laku keras
dipasaran, misalnya lagu-lagu pop yang bertemankan percintaan. Hal ini berbeda
sekali dengan misi-misi dari musisi yang peduli pada kondisi sosial, misalkan
Iwan Fals, Franky Sahilatua, Sawung Jabo, Setiawan Djody, atau pun Grup Musik
Kantata, Slank, Edane dan lain-lain. Walaupun demikian perkembangan lagu-lagu
yang bertemakan kritik sosial ternyata juga dimanfaatkan oleh industri musik
untuk mendapatkan akumulasi modal yang semakin besar.
Iwan Fals merupakan sosok yang cukup konsisten dalam perjuangan menggugat
Orde Baru. Kritik-kritik pedas dan lugas selalu dilontarkan dalam
setiap karyanya. Wacana kritik dalam karya Iwan Fals ternyata didukung oleh sebagian
besar masyarakat terutama lapisan bawah, karena lagu tersebut mewakili dan
menyuarakan hati nurani rakyat. Selain itu Iwan fals juga membuat lagu
bertemakan sosial mengenai seorang ibu.
Menarik
untuk kita analisis sebagai suatu pembicaraan ringkas, karangan dibawah ini
hanya mencoba memperlihatkan aspek-aspek yang terdapat dalam lagu “IBU” karya
Iwan fals. Aspek –aspek tersbut adalah tokoh,penokohan, gaya bahasa.
Banyak
lagu-lagu yang dipopulerkan oleh para penyanyi terkenal berisi sanjungan untuk
ibu berdasarkan berbagai pengalaman dan kenyataan hidup. Sebuah lagu terkenal
yang begitu membekas dalam hati, yaitu lagu Ibu dari Iwan Fals.
IBU
Ribuan
kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…
Lagu
tersebut mengandung kejujuran hati nurani manusia yang terkenang perjuangan,
penderitaan dan pengorbanan ibu. Dalam lirik lagu itu pemilihan kata yang
digunakan Iwan
Fals sangat menggugah
pembaca, seperti ”Ribuan
kilo jalan yang kautempuh lewati rintang untuk aku anakmu, ibuku sayang masih
terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah”.
Iwan
Fals melanjutkan liriknya dengan, ”Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak
mampu ku membalas ibu”, penggunakan
perumpamaan kata untuk mengibaratkan bahwa kasih ibu seperti udara yang
memberikan pasokan berlimpah untuk kelangsungan kehidupan umat manusia. Udara
adalah segalanya dalam kehidupan, sehingga kita mengakui tak mungkin mampu
memberi balasan pada ibu secara maksimal, baik dalam materi atau non materi.
Pilihan
kata dalam lirik lagu
berjudul “Ibu”
ada yang susah untuk dijelaskan tetapi
hal ini membuat lebih kreatif dan juga
berupa citraan kesakitan yang menunjukkan koherensi yang kuat seperti Ribuan
kilo jalan yang kau tempuh, Walau
tapak kaki, penuh darah... penuh nanah.
Semua itu menunjukkan bahwa orang yang sadar
akan perjuangan seorang ibu yang merelakan dirinya tersakiti demi kebahagiaan
anaknya.
Hal
ini menunjukkan bahwa Iwan fals cukup banyak memiliki perbendaharaan kata yang
bersifat operasional, sehingga dengan menggunakan kata-kata yang puitis dalam
lirik lagunya itu membuat imaji pembaca akan lebih mudah terpancing.
Setidaknya terdapat dua tokoh penting dalam lirik lagu
tersebut. Aku dan ibu merupakan tokoh yang terdapat dalam lirik lagu ini. Aku
merupakan tokoh yang meceritakan bagaimana perjuangan seorang ibu untuk
membahagiakan anaknuya. Setelah melihat kegigihan perjuangan ibu, tokoh aku menjadi
tersadar dan ingin membalas budi kepada ibunya. Tokoh ibu disini merupakan
sosok wanita yang kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan demi membahagiakan
anaknya. Rela mengorbankan raganya demi melihat anaknya bahagia. Tokoh aku ini
masih menimbulkan kebingungan bagi pembaca dalam menafsirkan. Karena pembaca
bias mengartikan bahwa tokoh aku ini adalah pengarang lagu atau tokoh aku ini
orang lain. Sehingga diperlukan kajian dan pemahaman mendalam untuk mengerti
siapa tokoh aku yang sebenarnya dalam lagu Iwan Fals yang bejudul “IBU”.
Tokoh
“IBU” dan “Aku” dalam lagu ini
menunjukkan bahwa Ibu sebagai pelaku yang secara langsung
terlibat didalam cerita yang terdapat dalam lirik lagu tersebut yang
diceritakan oleh tokoh Aku. Dalam lirik lagu ini kita lihat bahwa tokoh “aku”
sebagai pencerita apa yang telah dialami oleh tokoh Ibu.
“Ibuku sayang
masih terus berjalan, Ingin
kudekat dan menangis di pangkuanmu, Sampai aku tertidur, bagai masa kecil
dulu”. Dari
kutipan lirik lagu itu, tokoh aku disini ingin
menceritakan bahwa Ibu merupakan sosok penuh pengorbanan untuk mencurahkan
kasih dan menciptakan kehidupan bahagia, meski harus menghadapi ribuan cobaan
hidup.
Selain
sebagai pencerita, tokoh aku disini juga menjadi pelaku utama dalam lirik lagu
ini. Pada dasarnya lagu “IBU”
menceritakan seorang anak yang
disebutkan sebagai tokoh aku yang tersadar akan pengorbanan yang telah
dilakukan oleh ibunya untuk mebahagiakannya.
Tokoh ibu dalam lirik lagu ini merupakan orang ke tiga
sebagai pelaku utama. Hal ini ditunjukkan pada “Dengan apa membalas...ibu...ibu...”. Sebagai orang ke tiga ini ditunjukkan pada kata
“Ibu…ibu”. Tokoh ibu yang dimaksukan dalam lagu ini kurang spesifik, karena dalam
penafsiran atau pemahamannya, pembaca akan menganggap bahwa tokoh ibu merupakan
ibu dari sang pengarang lagu atau sosok ibu yang sedang dilihat pengarang dalam
berjuang membahgiakan anakanya.
Dipergunakanya
hiperbola ditunjukan pada baris yang berbunyi ribuan kilo jalan yang kau tempuh. Pada kata “ribuan kilo” inilah yang yang terkesan membesar-besarkan, walaupun
dalam kenyataannya bisa dilakukan tetapi dalam hal yang wajar terkesan
membesar-besarkan.
Gaya
bahasa tersebut juga terdapat pada baris berikutnya, “walau tapak kaki, penuh darah…penuh nanah”.
Dalam kata-kata ini
terlalu membesar-besarkan, tidak sewajarnya bahwa tapak kaki itu penuh darah
dan penuh nanah ketika harus
berjalan, selayaknya orang berjalan itu menggubakan alas kaki.
Kemudian juga terdapat dalam lirik,
“lalu doa – doa baluri
sekujur tubuhku” disini yang terkesan membesar-besarkan
adalah pada kata “baluri” karena doa
tidak dapat membaluri tubuh.
“Seperti
udara... kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…”
baris ini mengandung unsur bahasa retorik retisense karena menggunakan titik-titik
banyak yang mungkin untuk mengganti perasaan yang tak terungkapkan.
Keanekaragaman
gaya bahasa akan berpengaruh terhadap penggambaran suasana penuturnya. Gambaran
makna yang ditampilkan mungkin hanya menggambarkan suasana keseharian yang
rutin dan sering dialami oleh pembacanya. Setiap orang pasti mempunyai
perebedaan penggunaan gaya bahasa dalam penyampaian karya sastranya.
Bahkan
meskipun mereka berangkat dari gagasan yang sama, bentuk penyampaiannya dalam
gaya bahasa senantiasa berbeda. Dalam karya sastra hal demikian disebut
individuasi, yakni keunikan dan kekhasan seseorang dalam penciptaan sebuah
karya yang tidak pernah sama antara satu dengan yang lainnya. Dalam lagu Iwan
fals ini memiliki pengungkapan gaya bahasa yang berbeda-beda.
Komentar
Posting Komentar