PENGGUNAAN MEDIA VISUAL KOMIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN



EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL KOMIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 PATI TAHUN AJARAN 2013/2014

A.    Latar Belakang Masalah 
Menulis meupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain.
Tujuan pembelajaran keterampilan menulis berdasarkan tingkatannya. Tingkat pemula: menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana, menulis satuan bahasa yang sederhana, menulis pernyataan yang sederhana, dan menulis paragraph pendek. Tingkat menegah: menulis penyataan dan pertanyaan, menulis paragraph, menulis surat, menulis karangan pendek, dan menulis laporan. Tingkat lanjut: menulis paragraph, menulis surat, menulis berbagai karangan, dan menulis laporan.
Di SMP terdapat pembelajaran menulis cerpen dapat di lihat di Standar Kompetensi menuls yaitu mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek. Sedangkan Kompetensi Dasarnya ialah menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Melihat dari (SK) (KD) ditentukan indikatornya (1) mampu mendata peristiwa yang pernah dialami, (2) maupun menulis cerita pendek bertolak dari peistiwa yang pernah di alami.
Materi menulis cerpen dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk lebih kreatif dan beimajinasi. Dengan menulis cerpen, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan daya kreatif dalam menulis cerpen.
Keterbatasan media pembelajaran dalam menulis cerita pendek sering menjadi kendala disekolah. Hal ini disebabkan karena selama ini proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama cerpen masih menggunakan metode ceramah dan tidak mengunakan media. Siswa cenderung kurang aktif apabila hanya disuruh mebaca cerita dan cenderung malas untuk membaca. Siswa kesulitan menuangkan idenya dalam kalaimat sehingga siswa kurang antusias pada pembelajaran menulis cerpen.
Pembelajaran pada era saat ini tidak hanya menuntut seorang guru hanya mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepada pesrta didiknya, akan tetapi pembelajaran pada era sekarang ini juga menuntut guru untuk membnetuk karaktr, tingkah laku ataupun akhlak peserta didik agar menjadi lebih baik.
Didalam melaksanakan tugasnya seorang guru dituntut untuk tidak hanya mengejar dan mementingkan perkembaga kognitif peserta didik saja, namun harus memprhatikan dari segi afktif dan psikomotorik peserta didiknya. Bila kita perhatikan di lembaga-lembaga pendidikan masih banyak guru yang mlakukan pembelajaran dengan cara yang monoton tanpa memperhatikan kebragaman media yang digunakan dalam pemblajaran sehingga menyebabka peserta didik menjadi bosan.
Seiring berkembangnya waktu, pengelolaan alat bantu pembelajaran berupa media sanagt dibutuhkan untuk membantu proses belajar mengajar. Dengan menerapkan strategi dan media pembelajaran yang baik diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa baik berupa metode maupun pendekatan melalui alat bantu media dengan berlandaskan fas kegiatan membelajarkan.
Penggunaan madia visual komik sebagai media pembelajaran tepat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Berawal dari kesulitan siswa menentukan ide pokok dalam cepen dan siswa yang cenderung malas membaca cerita yang kalimatnya panjang. Media komik ini merupakan media yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen.
Dapat ditegaskan bahwa pembelajaan menulis cerpen dangan menggunakan media visual komik lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah yang tidak menggunakan media. Karena dalam pebelajaran yang tidak menggunakan media dan hanya mendengarkan cerita dari guru, siswa akan lebih sulit untuk menentukan ide-ide kreatifnya kedalam sebuah cerpen. Sedangakan media visual komik dapat menumbuhkan antusaias siswa saat mengikuti pembelajaran dan dapat menuangkan ide-ide kreatifnya kedalam sebuah cerita pendek (cerpen).
Dari latar belakang tersebut penulis akan meneliti “Efektivitas penggunaan media visual komik dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pada judul diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dari penelitian ini adalah: bagaimanakah keefektivan penggunaan media visual komik dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Pati tahun ajaran 2013/2014?

C.    Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan media visual komik dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Pati tahun ajaran 2013/2014.

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian tersebut duharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis;
1.      Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penggunaan media visual komik.
2.      Manfaat Praktis
a.    Bagi Siswa
1.         Menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2.         Melatih percaya diri dan atusias siswa dalam menulis cerpen.
b.    Bagi Guru
1.         Sebagai bahan referensi memperbaiki kegiatan belajar di kelas.
2.        Sebgai bahan pertimbangan guru untuk menggunakan media visual komik sebagi media pembelajaran menulis cerpen.
c.    Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam menggunakan media visual komik dalam pembelajaran menulis cerpen.
E.     Penegasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman dan tidak terjadi kesalahan pemahaman mengenai istilah-istilah yang berada pada judul penelitian tersebut, penulis perlu memberikan batasan-batasan istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.    Efektivitas
Kata “efektivitas” bersinonim dengan keefektifan yang  berarti keadaan berpengaruh keberhasilan tentang usaha dan tindakan (Tim penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2007:284). Jadi efektivitas adalah suatu pengaruh atau akibat yang dikehendaki dalam perbuatan.
2.    Media visual Komik
Media Visual menurut Dayanto (dalam Rohani, 1997:27), artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca indera mata. Media visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Komik adalah cerita bergambar (dalam majah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Jadi media visual komik adalah sebuah alat bantu peraga pembelajaran yang dapat dinikmati berupa cerita beergambar yang umumnya mudah dicrna dan lucu.
3.    Pembelajaran Menulis Cerpen
Menurut Gagne (dalam Nagatmini, dkk, 2012:3) menyatakan bahwa pembelajaran diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menulis cerpen adalah salah satu ketrampilan bahasa yang bersifat produktif yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain yang berupa cerita pendek yang berbentuk karya sastra yang brsasal dari imajinasi penulisnya. Jadi pembelajaram menulis cerpen adalah serangkain kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa berupa keterampilan menulis cerpen.

F.     Landasan Teori
1.    Tori Pembelajaran Sastra di SMP
a.      Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah di tentukan.
Bahan ajar merupak materi ajar yang dikemas sbagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisis pesan, imformasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prisip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.      Metode Pembelajaran
Menurut Aqib (2013: 70) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan funsinya merupakan alat untuk mencapai tujua pembelajaran. Sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini ssuai dengan judul proposal penelitian.
c.       Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adlah cara-cara yang akan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materu pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar (Aqib, 2013: 70).
d.      Evaluasi Pembelajaran
evaluasi adalah srangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran merupakan proses atau kegiatan untuk menntukan nilai, kriteria atau tindakan dalam pembelajaran. Sehingga evaluasi yang diperlukan untuk mendukung pnelitian adalah latihan menulis cerpen sebelum dan setlah menggunakan media visual komik.
e.       Bahan dan Sumber Pembelajaran
Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bntuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar denga  tujuan meningkatkan efisiensi tujuan pembelajran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan guru untuk membantu dalam melakdanakn proses pembelajaran.
f.       Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalam belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Sudjana (2009: 8) pembelajaran adalah setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk mnciptakan kondisi agar peserta didik mealkukan pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara teratur dan terstruktur yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat tercapai dengan baik.
2.     Media Visual Komik
a.      Pengertian Media Visual Komik
Media komik pembelajaran merupakn media berbasis cetak, hal tersebut berdasarkan proses dan sifat media tersebut. Media komik memiliki beberapa proses anatara lain meliputi menggambar manual, gambar scanner, editing dengan program photosop dan proses pewarnaan.
Komik pembelajaran dalam teknologi pendidikan bersifat edukatif dan menciptakan unsur penyampaian pesan yang jelas serta komunikatif. Komik adalah suatu kartun yang  mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu carita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca (Rohani, 1997: 78).
Dalam penggunaan media komik secara efektif pada saat proses belajar mengajar, guru diwajibkan untuk menggunakan motivasi potensial dari buku komik yang dipadu dengan metode pengajaran, sehingga komik akan dapat menjadi alat peraga yang efektif (Sudjana, 2007: 68). Dengan dmikian komik akan dapat difungsikan sebagai media instruksional edukatif. 
b.      Karakteristik Komik
Menurut Sudjana (2007:64) karakteristik komik antara lain:
1.      Komik terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung,
2.      Komik bersifat humor,
3.      Perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan medium ini bisa dihayati,
4.      Komik memusatkan perhatian di sekitar rakyat,
5.      Cerita pada komik mengenai diri pribadi sehingga dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan tokoh utamanya,
6.      Cerita ringkas dan menarik perhatian,
7.      Dilengkapi dengan aksi bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-buku, dan
8.      Komik dibuat lebih serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas.
3.    Teori Menulis Cerpen
a.      Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menurut Lado(1964 dalam Wismanto) menulis adalah meletakkan atau mengatue symbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca symbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa.
Tarigan (1994:3-4) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipegunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif.
Jadi menulis yakni kegiatan mengungkapkan gagasan yang adalam pikiran secara teertulis dan menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.
b.      Pengertian Cerpen
Menurut Suharianto (2005:28) prediakt “pendek” pada cerita pendek bukan ditentukan oleh banyaknya halaman untuk mewujudkan cerita tersebut atau sedikitnya tokoh ysng terdapat di dalam cerita itu, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut.
Hutagalung (1973 dalan Endraswara, 2005:155) berpendapat bahwa cerpen adalah karya fiksi, maka proses pengajarannya pun mengikuti kaidah-kaidah fiksi. Kaidah pengajaran cerpen hendaknya kea rah apresiasi, baru kea rah yang lain, karena akan memberi kesempatan pada subjek didik langsung berkenalan dengan karya sastra.
Sedgewick (dalam tarigan 1986:176 mengatakan bahwa “cerita pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan yang tunggal bagi jiwa pembaca.
c.       Langkah-langkah Menulis Cerpen
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cerpen antara lain: cerpen harus pendek, cerpn harus diarahkan padapembuatan efek tunggal dan unik, cerpen harus memberi kesan tuntas, sedangkan teknik menulis cerpen harus memprhatikan sumber bahan tulisan (Topik), bahasa yang digunakan, serta pemahaman tentang aliran sastra.
Adapun langkah-langkah menulis cerpen antara lain:
1.      Mencari Topik atau bahan Cerpen
Pengarang akan segera dapat menuliskan cerita apabila sudah memperoleh topik atau bahan cerita. Artinya, bahan crita harus dicari lebih dahulu. Bahan cerita itu tidak lain adalah semua peristiwa, keadaan, atau kejadian di muka bumi ini. Selama bumi masih berputar, selama itu pula masih akan ada peristiwa, keadaan dan persoalan yang terjadi. Dengan demikian bahan cerita itu apapun bentuknya, tidak ada habis-habisnya.
2.      Dialog atau Percakapan Tokoh Cerpen
Salah satu kiat atau cara agar sebuah cerita itu menarik, maa di dalamnya harus diber atau diselingi dngan dialog-dialog. Yang dimaksud dialog ialah percakapan para tokoh di dalam sebuah cerita, yang mencerminkan pertukaran pikiran dan pendapat.
Dialog itu merupakan unsur penting dan tidak boleh dilupakan kalau sesorang akan menulis atau mengarang cerita. Dengan adanya dialog cerita menjadi memikat dan lebih hidup untuk dibaca. Seperti yang di ungkapkan Hardjana (dalam Wismanto, 2013:54) funsi dialog adalah:
a.       Dialog dapat membuat cerita lebih hidup dan lancar untuk dibaca.
b.      Dialog mampu mengguah perasaan pembaca untuk menghayati suasana di dalam cerita. Kalau suasana dalam cerita sedang tegang, pembaca tentu menjadi tegang. Kalau suasana dalam crita sedang lucu, pmbaca akan dapat tersenyum atau tertawa.
c.       Dialog dapat memberikan petunjuk tentang watak dan sifat tokoh crita. Tokoh biasanya lemah lembut menunjukkan wataknya yang halus dan lembut pula. Tokoh yang kata-katanya selalu kasar dan keras, menunjukkan kalau tokoh tersebut orangnya kasar.
d.      Dialog sering kali digunakan untuk menggambarkan sebuah situasi atau peristiwa yang sulit jika digambarkan melalui kisahan (narasi).
3.      Membuat Kerangka dan Menulis Cerpen
Bahan cerita atau topik yang sudah diperoleh tadi kalau disusun atau ditulis belum cukup menjadi sebuah cerita pendek, bentuk paling sederhana dan pendek dalam ragam cerita fiksi.
Bahan yang telah diperoleh tadi baru merupakan titik api yang mampu merangsang untuk menulis cerita . titik api tersebut masih harus diolah dulu menggunakan daya khayal dan imajinasi serta di isi dengan dialog dulu menggunakan daya khayal dan imajinasi serta di isi dengan dialog atau percakapan tokoh cerita. Diaolah maksudnya dikmbangkan, ditambah, dirka-reka, diberikan permasalahan, ditentukan tokoh-tokohnya, jalan ceritanya, latar dan yang lainnya. Setelah semua itu dikerjakan, barulah akan tampak seebuah karanngan cerita. Dari kerangka cerita inilah kemudian dikembangkan untuk ditulis atau disajikan mnjadi sebuah cerita pendek yang utuh.

G.    Metode Penelitian
Metode sering digunakan dalam penelitian. Metode adalah cara untuk mencapai tujuan atau cara sistematis agar tujuan yang sudah ditentukan terlaksana.
1.    Pendekatan Penelitian
Pendekatan inimenggunakan pendekata kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang berdasarkan pada angka-angka atau symbol-simbol. Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang diambil berasal dari penelitian tindakan kelas yang diperoleh dari sampel siswa.
2.    Desain Penelitian
Penelitian ini akan dibagi menjadi du kelas, yaitukelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas eksperimen yang di dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan media visual karikatur sedangkan kelas kontrol adalah yang dalam kegiatan belajar mengajar tidak menggunakan media visual karikatur.
Kelompok
Kegiatan
Kegiatan Akhir
Kontrol
-
Tes
Eksperimen
Media Visual Karikatur
Tes

3.    Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditutup dalam satu kegiatan penelitian (point tobe noticed) yang menunjukkan variasi, baik secar kualitatif maupun kuantitati (Arikunto, 2006: 2010).
Variabel penelitian meliputi:
1.      Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab, variabel bebas dalam penelitian ini adalah media visual komik.
2.      Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah menulis cerpen.
4.    Populasi dan Sampel
a.       Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2013/2014.
b.      Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah media visual karikatur, yaitu menambil dua kelas dari kelas IX SMP Negeri 3 Pati. Dari kelas tersebut ditentukan secara acak kelas yang diperlakukan,
Kelas yang oertama di dalam kegiatan belajar mengajar mendapatkan pembelajaran menggunakan media visual karikatur. Kelas yang kedua yaitu kelas kontrol denagn pembelajaran konvensional.
5.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pngumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Teknik Tes
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan dan bukti yang dimiliki oleh individu atau kelompok kelas yang diujikan dalam penelitian ini adalah jenis tes prestasi atau tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian konsep seseorang setelah mempelajari menulis cerpen, dengan memperhatikan semua unsur yang mendukung terhadap tulisan tersebut seperti halnya unsur bahasa, unsur isi, pemilihan diksi, ejaan yang tepat dan kreatifitas ide yang disampaikan.
b.      Observasi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi yang mengharuskan peneliti untuk terjun langsung ke lapangan meneliti objek yang diteliti. Sedangkan tekniki pengumpulan data menggunakan teknik pemberian angket kepada siswa sebagai objek penelitian.
c.       Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh data kegiatan pembelajaran yang selama ini sudah berlangsung. Melalui cara ini peneliti mengetahui seberapa jauh tengkat pembelajaran yang ideal di SMP Negeri 3 Pati.
6.    Instrumen Penelitian
Rachman (1993:71) mengemukakan suatu penelitian perlu menggunakan metode yang tepat, dan perlu memilih model atau pengumpul data yang relevan. Penggunaaan model dan pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif.

Tabel Deskriptif Penilaian Membuat Cerpen
No
Aspek dan Kriteria Penilaian
Skor
Kriteria
1
Kesesuaian cerita dengan tema dan isi tulisan.
a.       Isi sangat sesuai dengan cerita, sesuai dengan tema dan sangat jelas.
b.      Isi sangat sesuai dengan cerita, sesuai dengan tema dan cukup jelas.
c.       Isi cukup sesuai dengan cerita, cukup sesuai dengan tema dan cukup jelas.
d.      Isi kurang sesuai dengan cerita, kurang sesuai dengan tema dan kurang jelas.
e.       Isi tidak sesuai dengan cerita, tidak sesuai dengan tema dan tidak jelas.



5


4


3


2


1



Sangat baik


Baik


Cukup


Kurang


Sangat kurang
2
Diksi (pilihan kata)
a.       Pilihan kata tepat dengan isi cerpen, baik, dan mudah dipahami.
b.      Pilihan kata tepat dengan isi cerpen, baik dan mudah cukup dipahami.
c.       Pilihat kata cepat dengan isi cerpen, cukup baik dan cukup mudah dipahami.
d.      Pilihan kata kurang tepat dengan isi cerpen, kurang baik dan kurang dipahami.
e.       Pilihan kata tidak sesuai dengan isi cerpen, tidak baik dan tidak mudah dipahami.

5

4


3


2


1

Sangat baik

Baik


Cukup


Kurang


Sangat kurang

3
Ejaan dan tanda baca
a.       Tidak ada kesalahan ejaan tanda baca.
b.      Jumlah kesalahan antara 1 sampai 3.
c.       Jumlah kesalahan antara 4 sampai 7.
d.      Jumlah kesalahan lebih dari 7.
e.       Semua penggunaan ejaan dan tanda baca salah.

5

4

3

2
1

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang
Sangat kurang
4
Kerapian tulisan
a.       Tulisan mudah dibaca, jelas maksudnya dan rapi.
b.      Tulisan masih dapat dibaca, jelas maksudnya dan rapi.
c.       Tulisan masih dapat dibaca, cukup jelas maksudnya dan cukup rapi.
d.      Tulisan masih dapat dibaca, kurang jelas maksudnya dan kurang rapi.
e.       Tulisan kurang bisa dibaca, tidak jelas dan tidak rapi.

5

4

3

2

1

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang
5
Kohesi dan koherensi
a.       Tata kalimat sangat sesuai dan sempurna.
b.      Tata kalimat sesuai dan sempurna.
c.       Tata kalimat cukup sesuai dan kurang jelas.
d.      Tata kalimat kurang sesuai dan kurang jelas.
e.       Tata kalimat tidak sesuai dan tidak jelas.

5

4
3

2

1



Sangat baik

Baik
Cukup

Kurang

Sangat kurang

7.    Teknik Analisis Data
Model analisis data dalam penelitian ini adalah model deskriptif presentase. Model tes dideskripsikan secara kuantitatif melalui kata-kata. Kriteria indeks kuantitatif data tersebut dituliskan pada tabel berikut:

Tabel Deskriptif Kuantitatif
No
Kategori
Nilai
1
Sangat baik
85-100
2
Baik
70-84
3
Cukup
61-69
4
Kurang
50-60
5
Sangat kurang
≤ 50

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesa dalam rangka penarikan simpulan mencapai tujuan penelitian analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu simpulan.
H.    Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, penulis menyususun sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang berisi menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan teori, terdidi atas menulis, cerita pendek, media visual komik,.
Bab III Metodelogi penelitian, yang mencakup pendekatan penelitiaan, populasi dan sampel penelitian, teknik penelitian, teknik pengambilan sampel, variable penelitian, teknik pengumpulan dan analisis instrument penelitian, teknik analisis data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri atas deskripsi data, uji persyaratan data, uji hipotesis dan pembahasan.
Bab V Penutup, untuk menguraikan simpulan dan saran.







DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yramawidya
Depdiknas. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2005. Metode Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka
Hernawan, Asep Henry, dkk. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press
Ngatmini, dkk. 2012. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP PGRI Press
Soekamto, Toeti dan Udin Seripudin Winata Putra. 1996. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Sudjono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada
Suharianto, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-Prinsip dasar Sastra. Bandung: Angkasa
Wismanto, Agus. 2013. Pengantar Terampil Menulis Jurnalistik dan Cerpen. Semarang: IKIP PGRI Press

Komentar