Judul lagu :
Indonesiaku (ost. Hari Ini Pasti Menang)
Penyanyi :
Judika
Pencipta :
Andibachtiar Yusuf
Nasionalisme
dalam teks lagu Indonesiaku yang dinyanyikan Judika.
Aku dilahirkan dalam buaian merah
Sangat di haribaan bunda bernama indonesia
Pada bahunya ku sandarkan separuh nyawa
Membawaku kembali hingga akhir masa
Ku tumpahkan keringat darah rindu dan air mata
Semua untuk menjawab sebuah tanda tanya
Meski kepala terpaksa jadi kaki
Sudahkah kita menjadi tuan di negeri sendiri
Berjalan tertatih dengan tubuh penuh luka
Tak sekalipun terdengar keluh dari bibir bunda
Putra-putrimu sendiri menoreh perih di dada
Tetap tak sekejap pun kasihmu sirna
Telah ku jelajah semua sudut buana
Tempaan ujian berbalut pujian mengenang
Ke pangkuanmu lah aku selalu kembali
Bagai tebing tinggi bagi sang rajawali
Kau mungkin tak pernah bisa beri aku semua
Lebih dari sekedar harapan yang hampa
Takkan mampu hati ini berpaling
Cinta telah meracuni nadiku
A. Signifier Utama
Signifier utama pada lirik lagu ini adalah /cinta telah
meracuni nadiku/
B. Paradigmatik
/cinta/telah/meracuni/nadiku/.
C. Sintakmatik
/cinta/ dapat dimaknai suka sekali atau sayang. Kemudian /telah/ bermakna sudah dan /meracuni/ berarti merasuki jiwa dan
pikiran. Sedangkan /nadiku/ dimaknai
kehidupanku. Jadi /cinta telah meracuni
nadiku/ dapat dimaknai rasa sayang terhadap Indonesia yang telah mendarah
daging pada diri si aku dalam kehidupannya.
D. Denotasi dan Konotasi
Bait 1:
Kata-kata yang digunakan oleh pencipta lagu secara
denotatif pada bait ini adalah: /aku/dilahirka/dalam/buaian/merah/,/sangat/diharibaan/bunda/bernama/indonesia/,
/pada/bahunya/ku/sandarkan/separuh/nyawa/,/membawaku/kembali/hingga/akhir masa/.
Adapun kata yang berkonotasi adalah; /buaian/ merah/ di haribaan/ bahu/
sandarkan/ separuh nyawa/ hingga/ akhir masa/.
Kata
/buaian/ dikonotasikan pelukan atau
didikan. Kata /merah/ dimaknai
berani. Jadi dapat dimaknai si aku atau pengarang yang terlahir dan di didik
untuk berani. Kata /di haribaan/
dikonotasikan pangkuan atu kasih sayang. Bila digabungkan dengan baris
sebelumnya maka dapat dimaknai si aku atau pencipta lagu yang terlahir dan di
didik untuk berani dengan penuh kasih sayang untuk mencintai negaranya yaitu
Indonesia. Kata /bahu/ dapat
dikonotasikan tumpuan. Kata /Sandarkan/
dapat dimaknai pasrah atau menyerahkan. Kata /separuh nyawa/ dapat dimaknai semangat atau separuh nafas. Baris
ini dapat dimaknai separuh nafasnya diserahkan pada Indonesia dan dia merelakan
nyawanya untuk negaranya. Kata /hingga/
dapat dimaknai sampai. Sedangkan kata /akhir
masa/ dapat dikonotasikan akhir hidupnya atau akhir hayat. Jika di
gabbungkan dengan baris sebelumnya dapat dimaknai si aku meralakan nyawanya dan
berjuang hingga akhir hayatnya demi Indonesia.
Pada
bait ini dapat dimaknai si aku ini dilahirkan dan di didik untuk selalu berani
dan rela berkorban demi negaranya. Hingga akhir hayatnya ia merelakan nyawanya
demi kehormatan negaranya.
Bait 2:
Kata-kata yang digunakan oleh penipta lagu secara
denotatif pada bait ini adalah: /ku / tumpahkan
/ keringat darah / rindu / dan / air mata/,
/semua /untuk /menjawab /sebuah /tanda tanya/, /meski /kepala /terpaksa/
jadi /kaki/, /sudahkah /kita /menjadi /tuan / di negeri sendiri/. Adapun
kata-kata yang juga dipakai pencipta lagu sebagai kata yang berkonotasi adalah: /tumpahkan/ keringat darah/ air mata/ tanda
tanya/ kepala/ kaki/ tuan/.
Kata /tumpahkan/ berkonotasi memberikan atau
mengeluarkan, kemudian kata /
keringat darah/ berkonotasi
kerja keras, semangat, perjuangan. Kata /air
mata/ berkonotasi
keharuan dalam kegembiraan apalagi ketiga kata itu dirangkai dengan kata rindu.
Ini berkonotasi aku akan memberikan kerja keras, semangat dan perjuangan untuk
sebuah kegemberian bagi indonesia. Kata /tanda
tanya/ berkonotasi masalah atau sesuatu yang tidak
pasti apalagi kata tersebut
dirangkai dengan kata /menjawab/. Ini
berkonotasi semua iniuntuk membuktikan bahwa di bisa mengatasi sebuah masalah
atau teka teki. Kata /kepala/
berkonotasi pikiran atau logika dan kata /kaki/
dapat dimaknai berjalan, otot, tenaga dan emosi. Pada baris ke tiga ini dapat
dimaknai ketika pikiran atau logika kita sudah tidak dapat menyelesaikan sebuah
masalah maka terpaksa haruenggunakan tenaga untuk memecahkan masalah itu. Kata
/tuan/ berkonotasi pemimpin atau pemenang, apalagi dirangkai dengan kata /di negeri sendiri/. Ini dapat dimaknai
mempertanyakan kapan warga indonesia menjadi pemenang di negerinya sendiri yaitu
indonesia.
Pada
bait ini dapat dimaknai dengan memberikan kerja keras, semangat, dan perjuangan
untuk membanggakan Indonesia demi membuktikan bahwa kita bisa mengatasi
masalah. Untuk menyelasaikan masalah itu kita dipaksa untuk terus berfikir dan
berfikir hingga terpaksa menggunakan tenaga atau emosi tanpa berfikir lagi.
Meski berjuang di negeri sendiri tetapi tetap saja kita belum bisa menjadi
pemenang.
Bait 3:
Kata-kata
yang digunakan oleh pencipta lagu secara denotatif pada bait ini adalah /berjalan/ tertatih/ dengan/ tubuh/ penuh/
luka/ tak/ sekalipun/ terdengar/ keluh/ dari/ bibir/ bunda/ putra-putrimu/
sendiri/ menoreh/ perih/ di dada/ tetap/ tak/ sekejap pun/ kasihmu/ sirna/.
Adapun kata-kata yang yang juga dipakai oleh pencipta lagu sebagai kata yang
berkonotasi adalah /berjalan/ tertatih/
luka/ keluh/ bibir/bunda/ putra-putrimu/ perih di dada/ sekejappun/ kasihmu/
sirna/.
Kata /berjalan/ dikonotasikan seseorang yang
sedang melangkah. Kata /tertatih/
dapat dimaknai berjalan pelan-pelan, dan kata /luka/ dapat dikonotasikan kesakitan. Pada baris ini dapat dimaknai
seseorang yang sedang melangkah dengan pelan-pelan meski penuh kesakitan di
sekujur tubuhnya. Kata /keluh/ dikonotasikan
menyerah.
Kata /bibir/ dikonotasikan ucapan. Kata /bunda/ dikonotasikan Indonesia. Pada baris ini dapat dimaknai tak
sekalipun terdengar kata menyerah dai ucapan semangat Indonesia. Bila dirangkai
dengan beris sebelumnya dapat dimaknai seseorang yang berjuang untuk melangkah
dengan pelan-pelan meski penuh kesakitan disekujur tubuhnya tetapi tidak pernah
terdengar kata menyerah terucap dari bibirnya untuk semangat indonesia. Kata /putra-putri/ dapat dikonotasaikan
rakyat indonesia, karena sering kita mendengar saat orang Indonesia sedang
berjuang untuk mengaharumkan nama bangsa disebut putra-putri bangasa maka
putra-putri saya artikan rakyat Indonesia. Kata menoreh dikonotasikan merasakan
dan kata /perih di dada/
dikonotasikan merasakan. Ini dapat dimaknai rakyat Indonesia merasakan rasa
sakit hati. Kata /sekejappun/
dikonotasaikan sedikitpun. Kata /kasihmu/
dapat diknotasikan cintamu, sedangkan kata /sirna/
dimaknai hilang. Jadi pada baris terakhir ini dapat dimaknai tetap tidak
sedikitpun rasa cintanya hilang.
Pada
bait ini dapat dimaknai perjuangan seseorang untuk melangkah mendapatkan
sesuatu kemenangan harus dilalui dengan pelan-pelan meski disekujur tubuhnya
dipenuhi penuh dengan rasa kesakitan tetapi tak pernah terdengar kata menyerah
terucap demi Indonesia. Meskipun rakyat Indonesia sering merasa sakit hati
ketika pejuang negara tidak bisa mengharumkan nama bangsa tetapi tetap saja
tidak sedikitpun rasa cintanya kepada Indonesia itu hilang.
Bait 4:
Kata-kata
yang digunakan oleh pencipta lagu secara denotatif pada bait ini adalah /telah / ku/ jealajah/ semua/ sudut/ buana/
tempaan/ ujian/ berbalut/ pujian/ mengenang/ ke pangkuanmu/ lah/ aku/ selalu/
kembali/ bagai/ tebing/ tinggi/ bagi/ sang/ rajawali/. Adapun kata-kata
yang dipakai pencipta lagu sebagai kata
yang berkonotasi adalah /jelajah/
sudut/ buana/ tempaan/ ujian/ berbalut/ mengenang/ kepangkuan/ kembali/ bagai/
tebing/.
Kata /jelajah/ dapat dikonotasikan menyelusuri. Kata /sudut/ dapat dikonotasikan penjuru.
Sedangkan kata /buana/ dapat dimaknai
dunia. Jadi dapat dimaknai si aku yang telah menyelusuri semua hingga ke
penjuru dunia. Kata /tempaan/ dapat
dikonotasikan bentuk. Kata /ujian/
dikonotasikan cobaan. Kata /berbalut/
dikonotasikan menjadi satu. Kata /mengenang/
dikonotasikan teringat. Jadi pada baris ini dapat dimaknai si aku selalu
teringat akan semua cobaan yang menjadi satu dengan pujian yang pernah di
alaminya. Kata /kepangkuan/ dapat
dimaknai kehadapan. Sedangkan /kembali/
dapat dimaknai muncul lagi. Bila digabungkan dengan baris sebelumnya maka dapat
dimaknai si aku yang telah menyusuri hingga ke penjuru dunia dan merasakan
cobaan dan pujian yang menjadi satu akhirnya di kembali juga ke Indonesia. Kata
bagai dapat dikonotasikan seperti. Kata /tebing/
dapat dimaknai pelindung. Dapat dimaknai seperti tebing tinggi yang dijadikan
pelindung dari musuhnya bagi rajawali.
Pada bait ini dapat dimaknai meskipun
kita telah menjelajahi semua penjuru dunia. Disana kita mendapatkan cobaan yang menjadi satu
dengan pujian atau sanjungan. Ketika kita mendapatkan cobaan yang kita tidak
bias mengatasinya pasti kita akan kembali ke Negara kita Indonesia karena
mendapatkan perlindungan di negaranya sendiri. Seperti rajawali ketika terdesak
oleh musuhnya pasti akan kembali ke sarangnya yang berada ditebing yang tinggi
untuk berlindung.
Bait
5:
Kata-kata yang digunakan oleh
pencipta lagu secara denotative pada bait ini adalah /kau/ mungkin/ tak/ pernah/ bias/ beri/ aku/ semua/ lebih/ dari
sekedar/ harapan/ yang/ hampa/ takkan/ mampu/ hati/ ini/ berpaling/ cinta/
telah/ meracuni/ nadiku/. Adapun kata-kata yang dipakai oleh pencipta lagu
sebagai kata yang berkonotasi adalah /harapan/
dapat dimaknai keinginan. Kata / hampa/
dikonotasikan kosong atau tidak berarti. Dapat dimaknai apa yang kita inginkan
itu belum tentu bias diwujudkan dan akan menjadi harapan kosong. Kata /hati/
dapat dikonotasikan perasaan dan kata /berpaling/
berpindah. Dan kata /meracuni/ dapat
dikonotasikan mengalir atau merasuki. Kata /nadiku/
dapat dikonotasikan jiwaku. Baris ke tiga dan empat ini bila digabungkan dapat
dimaknai rasa cinta pada tanah air yaitu Indonesia yang telah mengalir dan
mendarah daging pada jiwa ini tak dapat merubah perasaan cinta itu untuk
berpindah kepada Negara lain.
Pada bait ini dapat dimaknai setiap
orang pasti memiliki keinginan yang lebih. Itu sama dengan dirikita yang selalu
menginginkan Negara kita seperti Negara lain tetapi keinginan kita itu tidak
dapat terwujud bahkan kita cuma bisa berharap dan harapan itu hanya menjadi
harapan yang tidak pasti kapan terwujudnya. Meski memiliki banyak kekurangan
tetapi rasa cinta tanah air yang tertanah sejak lahir dalam diri kita dan telah
mendarah daging tak daapat merubah persaan kita untuk tetap mencinai dan tinggal
di Indonesia meskipun Negara lain memiliki banyak kelebihan dibandingkan
Indonesia.
Interpretasi Tanda
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan makna yang diungkap oleh pencipta lagu ddalam teks lagu Indonesiaku
adalah rasa cinta terhadapt tanah air Indonesia yang telah merasuk dan mendarah
daging dalam jiwa kita tak dapat tergoyahkan oleh godaan apapun. Meskipun kita
telah mendapat cobaan dan pujian ketika menyelusuri penjuru dunia, pasti kita
akan kembali ke Indonesia. Bahkan ketika kita mengalami cobaan di negri orang,
kita akan kembali ke Indonesia karane merasa nyaman dengan negeri sendiri dan
medpatkan perlidungan. Indonesia itu bak ibu bagi warganya, ketika mendapat
cobaan pasti kita kembali ke Indonesia dapat seperti mendapatkan kasih sayang
yang tak pernah kita dapat ketika di Negara lain.
Komentar
Posting Komentar